Latest info
Drama Musik Puisi "EKUILIRIBIUM CINTA"

Drama Musik Puisi "EKUILIRIBIUM CINTA"



DRAMA MUSIK PUISI bisa dibilang pertama kalinya di Indonesia, pentas tersebut disajikan oleh TEATER JAB. Teater JAB berasal dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dalam pertunjukan tersebut berkerjasama dengan PSM, teater 42, teater Pebei dan beberapa komunitas lainnya. naskah drama tersebut disusun oleh Sule Subaweh dengan menggambungkan beberapa kumpulan puisi yang dijadikan satu. pementasan tersebut menarik banyak penonton hingga 800 orang lebih, terbukti dari hasil penjualan tiket yang habis lebih dari 800 tiket, panitia sampai kehabisan tiket sehingga para penonton yang tidak mendapatkan tiket baru boleh masuk 30 menit setelah dimulai. pertunjukan tersebut adalah proker utama dari teater JAB. Drama musik puisi diberi judul "EKUILIRIBIUM CINTA" yang dipentaskan di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta pada hari sabtu 22 Maret 2014 dan disutradarai oleh agung "pundong".


DRAMA MUSIK PUISI bisa dibilang pertama kalinya di Indonesia, pentas tersebut disajikan oleh TEATER JAB. Teater JAB berasal dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dalam pertunjukan tersebut berkerjasama dengan PSM, teater 42, teater Pebei dan beberapa komunitas lainnya. naskah drama tersebut disusun oleh Sule Subaweh dengan menggambungkan beberapa kumpulan puisi yang dijadikan satu. pementasan tersebut menarik banyak penonton hingga 800 orang lebih, terbukti dari hasil penjualan tiket yang habis lebih dari 800 tiket, panitia sampai kehabisan tiket sehingga para penonton yang tidak mendapatkan tiket baru boleh masuk 30 menit setelah dimulai. pertunjukan tersebut adalah proker utama dari teater JAB. Drama musik puisi diberi judul "EKUILIRIBIUM CINTA" yang dipentaskan di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta pada hari sabtu 22 Maret 2014 dan disutradarai oleh agung "pundong".
Drama Musik Puisi "EKUILIRIBIUM CINTA"
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnBXyi0dmUt_K1YjanGs-Z5AVrsvux3bvvzZNGWzzb3U3qjxGrM-ZcNaHhLiu9RzKVzU8hD25FHkA0k9Gu3brrghaW2JwADLClbki3F3RQE8JSadbGRcPNMMimG_yMS57fR8vSTTQx8g/s72-c/IMG_9129.jpg
View detail
Musikalisasi Puisi dari Teater JAB "Puisi Jembatan karya Sutardji Calzoum Bachri"

Musikalisasi Puisi dari Teater JAB "Puisi Jembatan karya Sutardji Calzoum Bachri"



JEMBATAN
Sutardji Calzoum Bachri

Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung
airmata bangsa. Kata-kata telah lama terperangkap
dalam basa-basi dalam ewuh pekewuh dalam
isyarat dan kilah tanpa makna
Maka aku pun pergi menatap pada wajah
orang berjuta
Wajah orang jalanan yang berdiri satu kaki
dalam penuh sesak bis kota
Wajah orang tergusur
Wajah yang ditilang malang
Wajah legam pemulung yang memungut
remah-remah pembangunan
Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar
penonton etalase indah di berbagai plaza
Wajah yang diam-diam menjerit melengking
melolong dan mengucap:
tanah air kita satu
bangsa kita satu
bahasa kita satu
bendera kita satu
Tapi wahai saudara satu bendera, kenapa
kini ada sesuatu yang terasa jauh beda di antara kita?
Sementara jalan-jalan mekar di mana-mana
menghubungkan kota-kota, jembatan-jembatan
tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah
yang ada. Tapi siapakah yang mampu menjembatani
jurang di antara kita?
Di lembah-lembah kusam pada pucuk tulang kersang
dan otot linu mengerang mereka pancangkan koyak-moyak
bendera hati dipijak ketidakpedulian pada saudara
Gerimis tak mampu menguncupkan kibarannya.
Lalu tanpa tangis mereka menyanyi:
padamu negeri
airmata kami

Di atas merupakan puisi berjudul "Jembatan" karya Sutardji Calzoum Bachri, yang memiliki muatan nasionalisme yang begitu kental. Puisi tersebut di apresiasikan oleh komunitas Teater JAB dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan dijadikan musikalisasi puisi. Teater JAB mengemas musikalisasi tersebut dengan penambahan visual yang dijadikan video klip dari musikalisasi terbebut.  KLIK SINI untuk meluhatnya. SELAMAT MENIKMATI


JEMBATAN
Sutardji Calzoum Bachri

Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung
airmata bangsa. Kata-kata telah lama terperangkap
dalam basa-basi dalam ewuh pekewuh dalam
isyarat dan kilah tanpa makna
Maka aku pun pergi menatap pada wajah
orang berjuta
Wajah orang jalanan yang berdiri satu kaki
dalam penuh sesak bis kota
Wajah orang tergusur
Wajah yang ditilang malang
Wajah legam pemulung yang memungut
remah-remah pembangunan
Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar
penonton etalase indah di berbagai plaza
Wajah yang diam-diam menjerit melengking
melolong dan mengucap:
tanah air kita satu
bangsa kita satu
bahasa kita satu
bendera kita satu
Tapi wahai saudara satu bendera, kenapa
kini ada sesuatu yang terasa jauh beda di antara kita?
Sementara jalan-jalan mekar di mana-mana
menghubungkan kota-kota, jembatan-jembatan
tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah
yang ada. Tapi siapakah yang mampu menjembatani
jurang di antara kita?
Di lembah-lembah kusam pada pucuk tulang kersang
dan otot linu mengerang mereka pancangkan koyak-moyak
bendera hati dipijak ketidakpedulian pada saudara
Gerimis tak mampu menguncupkan kibarannya.
Lalu tanpa tangis mereka menyanyi:
padamu negeri
airmata kami

Di atas merupakan puisi berjudul "Jembatan" karya Sutardji Calzoum Bachri, yang memiliki muatan nasionalisme yang begitu kental. Puisi tersebut di apresiasikan oleh komunitas Teater JAB dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan dijadikan musikalisasi puisi. Teater JAB mengemas musikalisasi tersebut dengan penambahan visual yang dijadikan video klip dari musikalisasi terbebut.  KLIK SINI untuk meluhatnya. SELAMAT MENIKMATI
Musikalisasi Puisi dari Teater JAB "Puisi Jembatan karya Sutardji Calzoum Bachri"
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8-Qf6HAtcBYW4CLfIeqjTf5Hdz7a5Stbfsb4R6boC_0WCSmJvEmwaffsQJB0Ornb_X5vWNJ8_YfmChI4ilGj6WNijG3oxWZNUw0w135og2fPbGwtsQoUgpYkbe8QhyphenhyphenGQHAZAYjnfnXg/s72-c/JAB.jpg
View detail
 
Support : Creating Website | Pendidikan Budaya | Kuniawan Restu Pambudi
Copyright © 2013. PENDIDIKAN BUDAYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Pendidikan Budaya
Proudly powered by Blogger